Kamis, 05 April 2012

MEMAKNAI LINANGAN AIR MATA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
       Membahas dan berbicara mengenai linangan air mata, berarti kita memaknai secara postif. Keluarnya air mata jangan dimaknai sebagai pribadi cengeng, terlebih mengarah pada nuansa kelemahan karakter. Setiap manusia dalam perjalan kehidupan didunia ini ,selalu akrab merasakan silih bergantinya suka dan duka.


Karena demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Mencipatakan segala sesuatu di alam semesta berpasang-pasangan, malam berpasangan dengan siang,wanita berpasangan dengan laki-laki,derita berpasangan dengan kebahagian dan lain sebagainya.


Disatu sisi kehidupan dinikmati dengan menyenangkan dan melahirkan kegembiran,namun disisi lain manusia juga melewati kajadian yang berbalut derita,mengibah tak seorangpun yang peduli,sehingga muncullah pesimis, karena beban derita dialami tak terasa air mata pun mengucur karena kegoncangan jiwa .


Terlepas itu semua, sebagai muslim tentu saja yang paling mendasar, harus kita kembalikan kepada keimanan,Kita harus meyakini bahwa rentetan kejadian bencana atau musibah,rangkaian keberhasilan dan kegembiraan telah digariskan oleh-Nya, dan tersusun dalam Rencana-Nya,


Mengurai air mata atau menangis bisa memantulkan, kekuatan qalbu yang lembut kedalaman penghayatan, dan kepekaan jiwa sebagai indakasi sikap tawadhu,yang melahirkan kesadaran seorang hamba,yang menyerahkan dirinya secara total kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Ibnu Qayyim membagi air mata ini terdapat 10 (sepuluh) jenis Tangisan :

1) Menangis karena kasih sayang dan kelembutan hati.
2) Menangis karena rasa takut dan khawatir.
3) Menangis karena cinta dan kerinduan.
4) Menangis karena gembira dan bahagia.
5) Menangis karena menghadapi beban penderitaan.
6) Menangis karena terlalu sedih.
7) Menangis karena merasa hina dan lemah.
8) Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
9) Menangis karena solidaritas ukhuwah
10) Menangis pura-pura.


Pada dasarnya menangis ,menguraikan air mata tidaklah dilarang, bahkan menangis di dunia itu lebih baik bagi kita, ketimbang kita menangis di akhirat kelak. Menyadari bahwa dunia adalah rumah ujian, rumah dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih hamba-hamba-Nya yang terbaik kwalitas keimananya.


Merenungkan dosa-dosa,merenungkan berbagai kejadian pada hari kiamat,pada kondisi demikian lahirlah rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , sehingga saat seperti inilah, linangan air mata tak terasa mengucur deras.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Bahwa” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Tidak akan masuk ke dalam Neraka, Seseorang yang pernah menangis karena Takut Kepada ALLAH, Sehingga air susu kembali ke putingnya, dan tidak akan dapat bersatu debu saat berjihad fisabilillah dengan asap neraka jahannam”. (HR. At Tarmidzi).


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,sebagai Rasul yang mulia, yang sang mencintai umatnya, berlinang air mata tersedu-sedu,ketika mengingat umatnya,menerawang jauh kedepan mengenai masa depan umatnya.


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,tidak menginginkan kita umatnya menjadi lemah,baik lemah phisik,lemah persaudaraan ,lemah tarbiyah (pendidikan),lemah ekonomi,apalagi lemah dalam keimanan.


Dalam sebuah Hadist dijelaskan,bahwa permintaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,kepada sahabatnya Ibnu Mas’ud untuk membacakan ayat-ayat Al Quran (QS. An Nisa : 41).


Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :


‘Dan Bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti),Jika KAMI mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat,dan Bagaimanakah bila KAMI mendatangkan Engkau (Rasulullah),sebagai saksi atas semua mereka.” (QS. An Nisa : 41).


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :


“Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu’Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Bacakanlah kepadaku Al Quran. Aku menjawab, “Ya Rasulullah bagaimana aku akan membacakan Al Qur’an kepadamu, padahal kepadamulah Al Quran itu telah Diturunkan. Rasulullah Bersabda: “Aku hanya ingin mendengar Al Quran itu dibaca oleh orang lain. Maka aku membaca surat An Nisa’ sampai kepada ayat fakayfa idzaa ji’naa min kulli ummatin bi syahiidin waji’naa bika ‘alaa haaulai syahidan “(Bagaimanakah bila KAMI telah mendatangkan Engkau (Rasulullah) sebagai saksi atas semua mereka)” Rasulullah Bersabda, “ Cukuplah bacaanmu itu Ibnu Mas’ud. Maka Ibnu Mas’ud Berkata, “Maka aku menoleh pada Rasulullah , Maka kulihat Mata Rasulullah Berlinang basah oleh air mata. (HR. Bukhari dan Muslim).


Dari uraian Hadist diatas, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Berlinang air mata karena sangat mencintai umatnya, Tentunya seorang muslim yang takut dan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, hendaklah mengingat dan meninggalkan generasi mendatang,dengan bekal pembinaan tauhid yang tangguh,pembinaan akhlaq yang mulia. Sehingga tidak meninggalkan generasi yang lemah.


Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :


“Dan Hendaklah takut kepada ALLAH, orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka,yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraanya).Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepad ALLAH,dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”(QS. An Nisa : 9).


Orang-orang yang beriman, mereka takut terhadap siksa pada hari akhirat, berusaha menjaga diri dari siksa-Nya dengan senantiasa meningkatkan ketaqwaanya,dengan taat melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala yang larangan-Nya.

Sekiranya kita mengetahui bahwa linangan air mata karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merupakan tetesan yang paling dicintai-Nya. Tentulah kita akan berusaha menangis dan sedikit tertawa.


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :


“Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu Berkata” Pada suatu hari Rasulullah Berkhutbah yang mana belum pernah aku mendengar khutbah .Rasulullah yang seperti itu. Dan Rasulullah Bersabda dalam khutbahnya itu: “Sekiranya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu semua akan sedikit Tertawa dan banyak Menangis”. Anas berkata, “saat itu para Sahabat Nabi semuanya menutup wajah mereka sambil menangis tersedu-sedu. (HR. Bukhari dan Muslim)


Makna yang terkandung dalam Hadits ini menunjukkan anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedikit tertawa, dan sering menangis merenungi kelalaian karena segala khilaf dan perbuatan dosa-dosa.Demikian juga para sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sering mengucurkan air mata karena rasa takut dan kecitaannya kepada Rabb-Nya.


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :


“Dari Anas Radhiyallahu Anhu Berkata, Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda pada Ubay bin Ka’ab, “ALLAH telah menyuruh Aku membacakan surat Lam Yakunil ladzina (Al Bayyinah) kepadamu. Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu Anhu Bertanya, Apakah ALLAH menyebut namaku, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Iya. Namamu dan nama bapakmu.” Maka menangislah Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu ‘Anhu”. (HR. Bukhari dan Muslim).


Marilah kita menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan dosa, Beristigfar pada-Nya dengan lafadz-lafadz istighfar yang agung dan mulia,memilih waktu dan tempat yang mustajab agar permohonan bathin kita di dengar Oleh-Nya. Menunaikan shalat Qiyamul lail, mengokohkan kembali tiang ketaqwaan dalam jiwa, mengundang kembali datangnya ketentraman qalbu,bertaqarrub kepada-Nya,merenungkan kehidupan sesudah mati yaitu hidup kekal abadi di negeri ahirat kelak,dengan demikian linangan air mata terus mengucur.


Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin…

Catatan oleh : Kak Abdul Haris Muenthazzar
Silahkan di Tag/Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam, Silahkan saling bantu Tag sahabat-sahabat yang lain.Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar